Ayam Goreng Nelongso, Ayam Goreng Malang, Ayam Goreng Murah, Ayam Goreng Tepung Renyah Dan Gurih, Ayam Goreng Nelongso Malang, Ayam Goreng Malang Enak, Nasi Kotak Ayam Goreng Lalapan, Nasi Kotak Ayam Goreng Tepung, Ayam Nelongso, Ayam Nelongso Malang
Ayam goreng nelongso pasti sudah
dikenal di kota Malang, apalagi dengan harga yang murah, itu menjadi salah satu
favorit bagi para mahasiswa. Karena kota Malang sendiri disebut sebagai kota
pelajar yang pastinya banyak sekali perantau, banyak sekali mahasiswa yang
berasal dari luar kota Malang.
Pemiliknya adalah Nanang Suherman
(29). Kisah perjuangan Mas Nanang memang penuh dengan perjuangan. Mas Nanang
berasal dari keluarga broken home dan dia pernah menjadi pengepul besi tua atau
rongsokan untuk membiayai kuliahnya. Selain itu untuk membiayai proses
kelahiran anaknya dia harus menjadi seorang pemulung. Dia mengaku berbagai
usaha yang dilakukannya selalu berujung pada kegagalan. Sampai suatu saat Mas
Nanang memiliki pabrik, tetapi bangkrut. Pada saat itu lah Mas Nanang dan sang
istri menghalalkan segala cara untuk mendapatka uang. Dari ceritanya, Mas
Nanang pernah mencoba untuk ngepet (semacam pesugihan), tetapi karena Mas
Nanang masih dalam lindungan Allah SWT , percobaan itu tidak pernah berhasil
dilakukan.
Dan pada akhirnya pada tahun 2012
Mas Nanang mencoba membuka rumah makan di Karangploso, dia menyewa sebuah ruko
dengan harga yang tidak telalu mahal, tetapi setelah 3 bulan berjalan
rombongnya dicuri. Namun dengan rombongnya yang dicuri Mas Nanang akhirnya
pindah di Jl.Soekarno Hatta yang bertepat di pujasera yang diberi nama Griya
Bebek dan Ayam Goreng Mas Nanang, bermodalkan Rp. 400.000,- sudah bisa membuka
lapak, dan alat-alat untuk berjualan diambil dari Karangploso. Di pujasera pun
tidak terlalu lama, karena penggusuran untuk pembuatan ruko, pada tahun 2013
akhirnya Mas Nanang memindahkan rumah makannya ke Jl. Soekarno Hatta bagian depan
dan setalah pindah ke bagian depan Mas Nanang bisa membuka rumah makannya 24
jam.
Pada awal pembukaan tempat makan,
Mas Nanang sebernya tidak tau menau tentang memasak, hanya bermodalkan indera
pengecap, dan akhirnya mematenkan resep untuk rumah makannnya. Selama 5 tahun
jalan sambil belajar untuk menjalankan bisnin rumah makan ini.
Tak berselang lama rumah makannya
diganti nama menjadi Ayam Nelongso, tetapi tetap menggunakan logo bebek, karena
untuk menghargai sejarah yang penuh dengan perjuangan.
Kini, Mas Nanang sudah punya 19 cabang, 9 cabang yang tersebar di Malang 4 cabang yang ada di Surabaya dan rencananya akan membuka cabang di Gresik dan
di Bandung. Restorannya buka 24 jam. Omsetnya sudah lebih dari satu setengah
milyar setiap bulan. Setiap hari restoran ini tidak kurang melayani 9.000
pelanggan. Sebagian besar adalah mahasiswa penyuka masakan pedas dengan harga
yang merakyat . Dari berbagai varian menu, mulai dari ayam yang di-geprek,
goreng, bakar atau crispy hanya dibandrol dengan harga mulai Rp5.000 termasuk
nasi dan sambal koreknya. Salah satu menu yang paling murah ada ayam nelongso
yang harganya Rp5.000 saja yang isinya nasi, sayap, ceker dan disiram dengan
sambal. Walupun harganya sangat terjangkau tetapi porsi nasi tetap banyak. Jadi
bukan karena namanya nelongso makan porsinya juga nelongso, demikian tutur Mas
Nanang. Tetapi ayam nelongso yang seharga Rp. 5000 ini hanya menyediakan 20
sampai 30 porsi saja perhari dan sampai saat ini tetap ada. Sangat cocok sekali
dengan kantong mahasiswa ya.
Dimana ada usaha pasti akan ada
hasil yang akan didapat. Kegigihan dari pemilik rumah makan ayam nelongso ini
mengajarkan tentang perjuangan untuk menjadi sukses. Jangan mudah menyerah,
pasti Allah SWT akan memberikan jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar